Pages

Sabtu, 06 April 2013

Memori Langit Abu - Abu



Siang ini aku pulang lebih awal dari biasanya. Ya, biasanya selalu aku sempatkan buat ngobrol dulu sama teman-teman. Tapi aku memutuskan untuk pulang lebih awal dikarenakan batre Notebook aku siang tadi sudah habis padahal Download-an ku ku belum kelar. Jadi itu alasan ku kenapa aku pulang duluan dari yang lain.
Saat di tengah perjalanan pulang ternyata hujan turun. Tapi tidak terlalu deras sih jadi aku tetap melaju bersama SiRedy menembus hujan. Pengendara lain banyak yang berhenti di beberapa warung untuk berteduh. Tapi aku tetap ngotot untuk terus melaju karana memang aku pikir hajannya ini tidak terlalu lebat dan tidak membuat seragam ku basah kuyup. Padahal walaupun sederas apapun juga aku tidak pernah berhenti sejenak cuman untuk berteduh.

Sesampai dirumah, keadaannya sunyi senyap. Ternyata seisi rumah pada asyik berpetualang di dunia mimpi mereka. Aku langsung masuk kamar, dan mulai memasangkan charger ke notebook aku. Setelah berganti pakain aku lansung me-resume download-an aku tadi. Dan mengambil posisi ternyaman diatas tempat tidur sambil mencari file video yang telah rampung aku download di kampus tadi. Cardcaptor sakura itu lah yang aku Download, anime paforit ku waktu kecil dulu. Tapi sekarang bisa aku tonton lagi berkat kemajuan zaman. Hehe.
Aku mulai menonton kartu tersebut dengan posisi ternyaman ku diatas kasur. Tiba-tiba angin berhembus lumayan kencang membwa hawa dingin kedalam kamar mungil ku. Di kamar ini terdapat dua buah jendela dan satu jendela tempat berada disamping tempat tidurku dan ketika angin tadi berhembus otomatis langsung menerpa tubuh ku. Hembusan angin tersebut membuatku tidak konsen lagi terhadap apa yang ku tooton. Kepala ku tiba-tiba menoleh kearah jendela. Angin masih berhembus, hawa dingin itu masih bisa kurasakan. Langit itu berwarna abu-abu.
Entah kenapa seketika pikiranku melayang. Langit abu-abu dan hembusan angi dengan hawa dingi itu seolah-olah membawaku kealam lain yang membuatku meras damai. Ini bukan pertama kalinya aku merasakan hal yang seperti ini. Setiap langit abu-abu itu ada dan hawa dingi itu berhembus aku selalu merasakan hal itu.
Seolah-oalh membawa aku kemasa lalu yang penuh kebahagian. Angin itu seolah-olah berbicara terhadap ku. Tapi kadang hembusan itu membawaku kemasa penuh dengan rasa sakit. Terkadang aku begitu menyukai langit abu-abu itu, tapi terkadang aku meras benci terhadap langit abu-abu tersebut. Tapi sina gtadi lagit abu-abu dan hawa dinginnya yang menerpa tubuh ku membuatku merasa tenang dan damai. Angin itu seolah bercerita tentang sepasang manusia yang sedang bergandeng tangan dibawah rintik gerimis langit abu-abu. Dan itu membuat ku tersenyum.
Walaupun aku tidak menerti mkasud dari sang angin bercerita hal itu kepada ku. Yang jelas aku tidak pernah mengalami hal tersebut. Dan siapakah yang dimaksud sang angin yang terdapat dalam kisahnya itu. Ataukah itu aku dimasa yang akan datang. Entahlah, tapi cerita yang disampaikan sang angin itu membuatku tersenyum ketika melihat langit abu-abu siiang tadi.
Apa sebernya yang membuatku yang terkadang begitu menyukai langit abu-abu, tapi terkadang justru begitu aku benci. Dan dariman juga cerita-cerita yang dihadirkan sang angin itu, apakah imajinasiku terlalu tinggi. Tapi satu hal yang pasti, entah perasaan itu senang ataupun benci terhadap langit abu-abu, perasaan ini berawal dari masa-masa ku di SMP.
Langit abu-abu selalu mengingatkanku terhadap sosok dia. Sosok yang begitu aku kagumi semasa SMP dulu. Sosok yang dikutuk mengenakan baju biru. Begitulah aku menyebutnya, soalnya cuaca selalu berubah hujan setiap ia mengenakan baju biru itu. Malu rasanya kalau ingat masa-masa itu. Betapa gilanya aku saat itu. Hem... walau hanya sebentar aku bisa mengenal dia, tapi itu sudah lebih dari cukup bagiku. Setidaknya disaat langit abu-abu seperti aku selalu terkenang oleh dia. Dan kebetulan sekali ini bulan April, bulan kelahirannya. Sampai sekarang aku masih bisa mengingat dengan jelas tanggal kelahirannya. Sosok yang dulu selalu menginspirasiku dalam menulis, dan terkadang sampai sekarang pun masih menjadi inspirasi ku.
Percikan gerimis yang semakin lebat dibawa oleh angin masuk kedalm kamar ku, dan menyadarkan ku dari laamunan panjang siang ini. Kulihat kearah notebook ku, ternyata video yang ku tonton sudah habis. Lumayan lama juga ternyata langit abu-abu ini membawaka berjalan kemasa lalu. Ku tarik nafas panjang, kemudian aku beranjak dari posisi nyamanku berdiri didepan jendela. Sekali lagi ku menatap langit abu-abu itu. Dan akupun tersenyum seraya menutup jendela kamar ku ini. Akupun kembali keposisi nyamanku di depan notebook ku dan memutar ulang video yang telah kulewatkan barusan.

0 komentar:

Posting Komentar