Siang ini aku pulang lebih awal dari biasanya. Ya, biasanya selalu
aku sempatkan buat ngobrol dulu sama teman-teman. Tapi aku memutuskan untuk
pulang lebih awal dikarenakan batre Notebook aku siang tadi sudah habis padahal
Download-an ku ku belum kelar. Jadi itu alasan ku kenapa aku pulang duluan dari
yang lain.
Saat di tengah perjalanan pulang ternyata hujan turun. Tapi tidak
terlalu deras sih jadi aku tetap melaju bersama SiRedy menembus hujan. Pengendara
lain banyak yang berhenti di beberapa warung untuk berteduh. Tapi aku tetap
ngotot untuk terus melaju karana memang aku pikir hajannya ini tidak terlalu
lebat dan tidak membuat seragam ku basah kuyup. Padahal walaupun sederas apapun
juga aku tidak pernah berhenti sejenak cuman untuk berteduh.
Sesampai dirumah, keadaannya sunyi senyap. Ternyata seisi rumah
pada asyik berpetualang di dunia mimpi mereka. Aku langsung masuk kamar, dan
mulai memasangkan charger ke notebook aku. Setelah berganti pakain aku lansung
me-resume download-an aku tadi. Dan mengambil posisi ternyaman diatas tempat
tidur sambil mencari file video yang telah rampung aku download di kampus tadi.
Cardcaptor sakura itu lah yang aku Download, anime paforit ku waktu kecil dulu.
Tapi sekarang bisa aku tonton lagi berkat kemajuan zaman. Hehe.
Aku mulai menonton kartu tersebut dengan posisi ternyaman ku diatas
kasur. Tiba-tiba angin berhembus lumayan kencang membwa hawa dingin kedalam
kamar mungil ku. Di kamar ini terdapat dua buah jendela dan satu jendela tempat
berada disamping tempat tidurku dan ketika angin tadi berhembus otomatis
langsung menerpa tubuh ku. Hembusan angin tersebut membuatku tidak konsen lagi
terhadap apa yang ku tooton. Kepala ku tiba-tiba menoleh kearah jendela. Angin masih
berhembus, hawa dingin itu masih bisa kurasakan. Langit itu berwarna abu-abu.
Entah kenapa seketika pikiranku melayang. Langit abu-abu dan
hembusan angi dengan hawa dingi itu seolah-olah membawaku kealam lain yang
membuatku meras damai. Ini bukan pertama kalinya aku merasakan hal yang seperti
ini. Setiap langit abu-abu itu ada dan hawa dingi itu berhembus aku selalu
merasakan hal itu.
Seolah-oalh membawa aku kemasa lalu yang penuh kebahagian. Angin itu
seolah-olah berbicara terhadap ku. Tapi kadang hembusan itu membawaku kemasa
penuh dengan rasa sakit. Terkadang aku begitu menyukai langit abu-abu itu, tapi
terkadang aku meras benci terhadap langit abu-abu tersebut. Tapi sina gtadi
lagit abu-abu dan hawa dinginnya yang menerpa tubuh ku membuatku merasa tenang
dan damai. Angin itu seolah bercerita tentang sepasang manusia yang sedang
bergandeng tangan dibawah rintik gerimis langit abu-abu. Dan itu membuat ku
tersenyum.
Walaupun aku tidak menerti mkasud dari sang angin bercerita hal itu
kepada ku. Yang jelas aku tidak pernah mengalami hal tersebut. Dan siapakah
yang dimaksud sang angin yang terdapat dalam kisahnya itu. Ataukah itu aku
dimasa yang akan datang. Entahlah, tapi cerita yang disampaikan sang angin itu
membuatku tersenyum ketika melihat langit abu-abu siiang tadi.
Apa sebernya yang membuatku yang terkadang begitu menyukai langit
abu-abu, tapi terkadang justru begitu aku benci. Dan dariman juga cerita-cerita
yang dihadirkan sang angin itu, apakah imajinasiku terlalu tinggi. Tapi satu
hal yang pasti, entah perasaan itu senang ataupun benci terhadap langit abu-abu,
perasaan ini berawal dari masa-masa ku di SMP.
Langit abu-abu selalu mengingatkanku terhadap sosok dia. Sosok yang
begitu aku kagumi semasa SMP dulu. Sosok yang dikutuk mengenakan baju biru. Begitulah aku menyebutnya, soalnya cuaca selalu berubah hujan
setiap ia mengenakan baju biru itu. Malu rasanya kalau ingat masa-masa itu. Betapa
gilanya aku saat itu. Hem... walau hanya sebentar aku bisa mengenal dia, tapi
itu sudah lebih dari cukup bagiku. Setidaknya disaat langit abu-abu seperti aku
selalu terkenang oleh dia. Dan kebetulan sekali ini bulan April, bulan
kelahirannya. Sampai sekarang aku masih bisa mengingat dengan jelas tanggal
kelahirannya. Sosok yang dulu selalu menginspirasiku dalam menulis, dan
terkadang sampai sekarang pun masih menjadi inspirasi ku.
Percikan gerimis yang semakin lebat dibawa oleh angin masuk kedalm
kamar ku, dan menyadarkan ku dari laamunan panjang siang ini. Kulihat kearah
notebook ku, ternyata video yang ku tonton sudah habis. Lumayan lama juga
ternyata langit abu-abu ini membawaka berjalan kemasa lalu. Ku tarik nafas
panjang, kemudian aku beranjak dari posisi nyamanku berdiri didepan jendela. Sekali
lagi ku menatap langit abu-abu itu. Dan akupun tersenyum seraya menutup jendela
kamar ku ini. Akupun kembali keposisi nyamanku di depan notebook ku dan memutar
ulang video yang telah kulewatkan barusan.
0 komentar:
Posting Komentar