Kehidupan itu
dinamis yang selalu beruabah begitu katanya. Dan kata-kata tersebut
menyadarkanku dari pikiran ku yang tidak-tidak ini. Awalnya aku berpikir
perubahan itu terjadi hanya pada ku saja yang membuat kita semakin merenggang. Tapi
merekapun juga berubah, karena memang semua yang berubah, dan seharusnya dari
dulu aku sudah siap dengan perubahan yang sekarang terjadi ini. Tak perlu lagi
aku selalu menyalahkan diriku, karena merekapun juga bersalah. “Egois” kah diri
ku ini ?
Aku merindukan
masa-masa dimana kami bisa bersama-sama lagi. Masa yang paling berharga bagiku.
Entah bagi mereka. Ingin kembali ku raih tangan mereka, tapi tangan mereka
seolah tak meraih kembali tanganku. Aku berusaha bersikap senormal mungkin,
sebiasa mungkin sebagaimama aku biasanya. Tapi justru tak ku dapati mereka yang
biasanya. Berada diposisi yang serba salah !
Mungkin dari awal
aku sudah salah terlalu akrab dengan mereka. Segarusnya aku bisa akrab dengan
siapa saja. Dan itu yang sekarang aku lakukan. Aku masih banyak punya teman
yang lain, kekuatan dari teman tak kalah dahyat dari kekuatan seorang sahabat. Benarkah
pola pikir ku tersebut ?
“PelangiWara”
sekarang mungkin tak ada lagi. Warna-warni tersebut tak lagi indah. Justru membuat
suasana memanas yang terselubung. Semuanya yang bersalah, yang mengakibatkan
hal ini semua terjadi. Tak adanya rasa menghargai satu sama lain, tak ada rasa
sensitif terhadap satu sama lain, itu yang terjadi. Aku selalu mencoba untuk
bisa menghargai mereka, menempatkan ku dimana posisiku seharusnya. Tapi aku tak
pernah merasa mereka hargai. Suaraku seolah tak ada dihadapan mereka.
Kelas ini menjadi
tempat ternyaman ku dulunya, tapi sekarang aku sudah tidak merasa nyaman di
disini. Itu sebabnya aku sering langsung pulang seusai jam kuliah berakhir. Tanpa
ada percakapan panjang lebar lagi dengan mereka seusai jam kuliah berakhir. Aku
benar-benar bingung, disaat aku bersikap sebiasa mungkin tapi mereka yang
bersikap aneh terhadap aku. Dan itu membuatku drop. Itu awal mula permasalahan
ini.
Tak diinginkan, tak dicintai, tidak diperhatikan,
dilupakan orang, itu merupakan derita kelaparan yang hebat, kemiskinan yang
lebih besar daripada orang yang tak bisa makan. Kita harus saling merasakan hal
itu. (Ibu Teresa)
Kata-kata
itu benar-benar ku rasakan, tak adakah yang menyadari hal itu??
Selalu
sendiri mungkin itu sudah menjadi jalan takdir ku.
“semua kan berubah termasuk kau dan aku ,tak ada yang
stabil karena kehidupan manusia itu sifatnya dinamis sehingga selalu berubah. jangan
terlena dengan masa lalu sebab hanya akan membutakan jalan menuju masa depanmu.
hari ini adalah modal untuk masa depanmu maka berjuanglah sepenuh kekuatanmu
dan hadirkan kekuatan dahsyat yg ada dalam dirimu hingga kamu bisa
menggemparkan dunia.”
Dan
kata-kata dari salah satu teman ku ini mulai menyadarkan ku membuat ku bangkit.
Tak peduli mereka berubah, aku kan tetap melangkah. Masih banyak cita-cita yang
ingin ku gapai. Masih banyak hal-hal yang bisa ku lakukan. Cita-cita yang dulu
ku bayangkan bisa kuraih bersama mereka sekarang itu cita-cita ku sendiri.
Melupakan
“PelangiWara” lanjutkan langkah...............
0 komentar:
Posting Komentar